Farmasetika dasar
(Pulvis dan Pulveres)
Disusun oleh:
1.
Agung Tri Putra
|
8. Juita Megayani
|
2.
Agung Pramono
|
9. Mahrunnisa
|
3.
Cica Utami
|
10. Nining Herlina W
|
4. Dewi
Mayang Sari
|
11. Novles Juwita
|
5. Dwi
Erica
|
12. Ratih Purwasih
|
6. Elda
Yeni
|
13.
Sarto Bagio
|
7. Friska Mairista
|
14. Seza Septiani
|
AKADEMI
FARMASI AL-FATAH
BENGKULU
2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah memberi rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW dan para sahabat dari dulu, sekarang hingga ahir
zaman.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada Ibu Elmitra, M.Farm., Apt yang telah
memberikan ilmu dan bimbingannya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Pulvis dan Pulveres” karena telah menyelesaikan
makalah yang merupakan tugas dan kewajiban kami sebagai mahasiswa.
Dalam makalah ini kami menyadari masih
banyak kekurangan dan kesalahan, “Bahwa tidak ada gading yang tak retak dan
bukanlah gading kalau tidak retak” oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati mohon kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT, kami
berserah diri. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan memberi manfaat
bagi semua. Amin, Ya Rabal ‘Alamiin.
Bengkulu, 20 November 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam ilmu farmasi, sediaan serbuk dapat diartikan sebagai campuran homogen
dua atau lebih bahan obat yang telah di haluskan, dan ditujukan untuk pemakaian
luar. Pemggunaan obat dalam bentuk serbuk sangat dibutuhkan oleh masyarakat
terutama bagi anak-anak maupun orang dewasa yang susah atau sulit meminum obat
baik dalam bentuk tablet, pil, ataupun kapsul. Serbuk merupakan campuran kering
bahan obat atau zat kimia yang berkhasiat untuk mencegah infeksi pada luka di
permukaan kulit.
Serbuk dapat mengandung sejumlah kecil cairan yang disebarkan secara merata
pada ampuran bahan padat atau mungkin juga keseluruhan serbuk yang terdiri dari
bahan padat yang kering. Serbuk dapat pula dibuat sebagai bahan obat dari
tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alamiah atau merupakan dua atau lebih
campuran unsure kimia murni. Serbuk yang terbuat dari bahan kimia yang ada baik
kasar, cukup kasar , halus , dan sangat halus.
Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang
lebih sama dibungkus dengan kertas perkamen atau pengemas lain yang cocok.
Sedangkan serbuk tak terbagi atau serbuk tabor (pulvis) adalah serbuk ringan
yang digunakan untuk pemakain topical dikemas dalam wadah yang bagian atasnya
berlubang untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Serbuk mempunyai luas
permukaan yang luas, sehingga serbuk mudah terdispersi dan lebih larut daripada
bentuk sediaan yang dipadatkan.
Kekurangan serbuk sebagai bentuk sediaan adalah keengganan pasian meminum
obat yang pahit atau rasa yang tidak enak, kesulitan untuk menjaaga agar
serbuk tidak terurai. Karena kandungan zat aktif pada serbuk dapat dengan
mudah mencair atau susah menyeragamkan dosis. Pembuatan sediaan serbuk sangat
penting untuk diketahui untuk dapat di terapkan pada pelayanan kefarmasian
khususnya di apotek, puskesmas, dan rumah sakit.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan serbuk ?
2. Apa
yang dimaksud dengan pulveres ?
3. Apa
saja syarat-syarat serbuk ?
4. Bagaimana
pembuatan serbuk dengan bahan-bahan ?
5. Bagaimana
cara pembuatan
serbuktak ter bagi (pulvis) ?
1.3 TUJUAN
1.
Untuk mengetahui lebih mendalam aturan dalam pembuatan
serbuk
2.
Untuk mengetahui apa itu puveres
3.
Untuk mengetahui syarat-syarat serbuk
4.
Untuk mengetahui cara pembuatan serbuk dengan
bahan-bahan
5.
Untuk mengetahui cara pembuatan serbuk tak terbagi
(pulvis)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SERBUK BAGI (PULVERES)
Serbuk adalah campuran kering bahan
obat/zat kimia yang dihaluskan untuk pemakaian oral/dalam atau untuk pemakaian
luar. Serbuk bagi
atau pulveres merupakan serbuk yang
dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen
atau bahan pengemas lain yang cocok untuk sekali minum.
Pada
umumnya penulisan resep untuk serbuk bagi yang ditulis oleh dokter terdiri
dalam dua bentuk :
1. Ditulis jumlah obat untuk seluruh serbuk
dan lalu dibagi menjadi beberapa bungkus :
Contoh resep :
R/ Asetosal 10
m.f pulv No XX
2. Ditulis jumlah untuk setiap bungkus
serbuknya dan membuat beberapa bungkus :
Contoh resep :
R/ Asetosal 0,5
m.f pulv dtd no XX
Pada cara kesatu dan resep I ditimbang 10 gram Asetosal kemudian digerus
lalu dibagi menjadi 20 bungkus. Sedangkan cara kedua ditimbang sebanyak 20 x
0,5 g kemudian digerus lalu dibagi menjadi 20 bungkus.
Agar dapat terbagi tepat, maka campuran serbuk sering
ditambah zat tambahan yang bersifat netral, seperti Saccharum Lactis, Saccharum
album, sampai berat serbuk tiap bungkusnya 500 mg. Saccharum album rasanya
manis sehingga dapat berfungsi sebagai pemberi rasa, tetapi serbuk mudah basah
dan tidak cocok untuk penderita Diabetes.
Serbuk dibagi tanpa penimbangan tetapi untuk menjamin pembagian yang sama,
maka pembagian dilakukan tidak lebih dari 20 bungkus. Apabila lebih maka serbuk
harus dibagi dua dengan cara ditimbang sama banyak, baru kemudian dibagi.
Penyimpangan berat masing-masing serbuk terhadap yang lain adalah paling
besar 10 %. Serbuk bagi dikemas dalam kertas perkamen, yang mengandung zat
higroskopis dalam kertas berlilin.
Keseragaman bobot serbuk diuji dengan cara : Timbang isi dari 20 bungkus
satu persatu, campur isi ke-20 bungkus tadi timbang sekaligus dan hitung bobot
rata-rata. Penyimpangan antara penimbangan, satu persatu terhadap bobot isi
rata-rata tidak lebih dari 15% dari tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10%
untuk tiap 18 bungkus yang lain.
2.2 CARA PEMBUATAN
Serbuk diracik dengan cara mencampur bahan obat satu persatu, sedikit demi
sedikit dan dimulai dari bahan obat yang jumlahnya sedikit, kemudian diayak,
biasanya menggunakan pengayak nomor 60 dan dicampur lagi.
Beberapa
petunjuk :
1.
Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam keadaan
tidak diencerkan
2.
Bila bagian-bagian serbuk mempunyai BJ yang berlainan
masukkan dulu serbuk yang BJnya besar baru kemudian masukkan serbuk yang BJnya
rendah dan diaduk.
3.
Jangan menggerus bahan-bahan serbuk dalam jumlah
banyak sekaligus.
4.
Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku
kering. Maka itu untuk menggerus serbuk kristal lebih baik menggunakan mortir
panas.
5.
Cara mencampur camphora dalam serbuk dilakukan dengan
melarutkan camphora dengan spiritus fortior dalam mortir.
6.
Cara mencampur ekstrak kental dengan serbuk dilakukan
dengan mengencerkan dulu ekstraknya dengan cairan penyari yang cocok dalam
mortir panas, kemudian diserbukkan dengan bantuan bahan tambahan saccharum
lactis atau amylum oryzae
7.
Cara mencampur tinktur dan ekstrak liquid dengan
serbuk adalah bila jumlahnya banyak maka tinktur atau ekstrak diuapkan diatas
tangas air hingga hampir kering lalu ditambahkan saccharum lactis dan diaduk
sampai kering. Bila jumlahnya sedikit cukup dengan menggunakan mortir dan
stamfer panas saja.
Bila
kandungan zat berkhasiat mudah menguap atau rusak karena pemanasan maka
dilakukan sebagai berikut :
1. Ambil zat
berkhasiatnya saja, seperti Opii Benzoica Tinctura, Camphorae Solutio
Spirituosa dan Iodii Tinctura, apabila diketahui isi zat berkhasiatnya.
2. Bila isi zat
berkhasiat tidak diketahui, maka tincture atau ekstrak cair diteteskan pada
mortir yang berisi saccharum lactis diatas tangas air dan diaduk.
8.
Oelaeo sacchara atau gula berminyak dibuat dengan cara
2 gram saccharum lactis ditambah 1 tetes minyak eteris (oleum anisi/ oleum
foeniculi/ oleum menthae piperitae).
9.
Campuran serbuk yang dapat menjadi basah maka
masing-masing serbuk dicampur dengan bahan yang inert, setelah itu baru
keduanya dapat dicampur. Campuran tersebut dapat menjadi basah karena :
1.
Keluarnya air kristal, contohnya Calcii Chloridum.
2.
Terjadinya senyawa baru dengan air kristal yang lebih
sedikit cotoh campuran Magnesii sulfas dengan Natrii Bicarbonas.
3.
Penurunan tekanan uap relative (titik eutektikum)
10.
Serbuk yang dalam resep ditambahkan tablet, bila
terdapat zat aktif dalam bentuk serbuk maka ditambahkan zat aktifnya saja. Jika
tidak terdapat maka tablet digerus kemudian di ayak, baru dapat dicampur dengan
serbuk lainnya.
2.3 PEMBUATAN SERBUK DENGAN BAHAN-BAHAN
·
Trituration,
Mencampur bahan obat dalam lumpang, cara ini sering dilakukan di Rumah Sakit,
Puskesmas dan Apotek dalam skala kecil.
·
Spatulasi, sejumlah
serbuk obat digerus diatas selembar kertas atau tatakan pembuat pil dengan
gerakan spatula obat. Keuntungan dari cara triturasi yaitu kehilangan bahan
obat lebih sedikit dan cocok untuk bahan-bahan obat yang mempunyai sifat dan
keadaan yang sama. Tidak cocok untuk yang mengandung satu atau lebih bahan
berkhasiat keras.
·
Pengayakan, Dicampur
dengan cara melewatkannya melalui ayakan, umumnya menghasilkan produk yang agak
halus.
·
Tumbling,
pencampuran serbuk dengan mengguling-gulingkan serbuk yang ditutup dalam suatu
wadah besar, biasanya diputar oleh mesin secara mekanik, cara ini dilakukan
pada skala industri.
2.4 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Keuntungan sediaan obat serbuk
dibandingkan sediaan bentuk lainnya adalah :
a.
Serbuk lebih
mudah terdispersi dan lebih mudah larut daripada bentuk sediaan oral lain,
sehingga dengan segera dapat memberikan efek terapi.
b. Lebih mudah
untuk ditelan dibanding sediaan padat lainnya.
c.
Lebih stabil
dibanding sediaan cair.
d. Lebih mudah
dalam pengaturan dosis.
Sedangkan kerugian bentuk sediaan
serbuk adalah :
1.
Obat yang tidak tahan terhadap pemaparan diudara akan
rusak dengan bentuk sediaan ini.
2.
Obat yang pahit, menimbulkan rasa mual dan muntah,
begitu pula obat yang korosif tidak dapat dibuat dalam bentuk sediaan ini.
3.
Sukar untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak.
4.
Tidak dapat disimpan lama
5.
Durasi efek dan waktu mulai berefek tidak dapat
diatur.
2.5 SYARAT-SYARAT SERBUK
-
Kering
-
Halus
-
Homogen
-
Memenuhi uji
keseragaman bobot (seragam dalam bobot) atau keseragaman kandungan ( seragan
dalam zat yang terkandung ) yang berlaku untuk serbuk bagi/pulveres yang
mengandung obat keras, narkotika, dan psikotropika.
2.6 Contoh Resep Pulveres
I. R E S E P
Dr. BAYU
SIP 789 /
IDI / 2005
Jln.
Betungan No 5 Bengkulu
Telp.26774
|
R / Acidi
Acetylosalicil
10
g
Sacch. Lact
q
s
m.f. pulv div in p. seq
No.
xx
5. 3 dd 1
Pro : Dani
|
II . KELENGAKAPAN RESEP
Dr. BAYU
SIP 789 /
IDI /2001
Jln.
Betungan No 5 Bengkulu
Telp. 26774
|
No.003
Kendari
,2 November 2016
R / Acidi
Acetylocalicyl
10
g
Sacch .
lact
q
s
M.f pulv
div in p. seq
No
. xx
Pro
: Dani
Umur
: 20 tahun
Alamat
: Jln Kancil No. 9
|
Ket : R : Recipe
= ambillah
m.f
: misce fac =
campur, buat
div in p
.seq
: divide in patres sequales
= bagilah dalam bagian yang
sama
pro
= untuk
III. PERMASALAHAN
Meracik serbuk terbagi.
IV. PENYELESAIAN MASALAH
Bahan Acid di masukan ke dala
lumpang,lalu sacch.lact di masukkan, kemudian gerus hingga homogen dan
bagi kedalam 20 bungkus.
V. URAIAN BAHAN
1. Acidi Acetylosalicicyl ( FI Edisi
III,hal.43 )
Nama resmi : ACIDUM ACETYLSALICYLICUM
Sinonim : Asam Asetilsalasilat
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau
serbuk hablur putih,
tidak berbau atau hampir tidak
berbau ,rasa asam.
Kelarutan : Agak sukar larut dalam
air, mudah larut dalam etanol
larut dalam kloroform P dan dalam eter
P.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik.
Penggunaan : Analgetikum yaitu
obat yang megurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangan
kesadaran dan anti piretikum yaitu obat untuk
menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
2. Lactosum ( FI Edisi III, hal.338 )
Nama resmi : ACIDUM ACETYLSALICYLICUM
Sinonim :
Asam Asetilsalasilat
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau
serbuk hablur putih, tidak berbau atau hampir berbau
Kelarutan : Agak sukar larut dalam
air, mudah larut dalam
etanol (95%) P, larut dalam kloroform P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Penggunaan : Analgetikum yaitu
obat yang megurangi atau
melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangan
kesadaran dan anti piretikum yaitu obat untuk
menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
VI. PERHITUNGAN / PENIMBANGAN BAHAN
Acidi
Acetylosalicyl
10 g
Sacch.
Lact
q s
DM Acidi Acetylosalicyl
1/8
n/20 = 20/20 x 1/8 = 1/8
Acidy Acetylosalicyl 10
g
maka :
10/20 = 0,5 gram
untuk 1x pakai :
1 x 0,5 gram = 0,5 g < 1 (tidak over dosis)
untuk 1 hari pakai : 3 x 0,5 gram =
1,5 g < 8 (tidak over dosis)
presentase :
untuk 1x pakai
: 0,5/1 x 100% = 50 % < 100% (TOD)
untuk 1 hari pakai : 1,5/8 x
100 % = 18,75 < 100 % (TOD)
VII. CARA KERJA
1). Siapkan Alat dan Bahan
2). Setarakan Timbangan
3). Timbang :
Acidi
Acetylosalicyl 0,5 g
Sacch
Lact secukupnya
4). Masukkan Sacch
Lact secukupnya, lalu masukkan Acidi Acetylosalicyl sedikit demi sedikit kedalam lumpang
yang sudah berisikan Sacch Lact, gerus hingga homogen.
5).
Keluarkan dari lumping, bagi campuran menjadi 20 bagian yang sama.
6). Bungus
obat dengan kertas perkamen dan masukkan kedalam sak Obat
7). Beri
etiket putih.
II.
W A D A H
Kertas
Perkamen dan Pot Obat
III. E T I K E T
Apotek
Bina Husada
Jl. Asrama Haji No. 17 Telp. (0401) 3190193
Apoteker : TANTRI
SIK : F 11. 00113
|
No
:
003
Tgl. 21-10-2011
Nama
: Dani
Aturan
Pakai : 3 X Sehari 1…… Sendok Teh
Sendok Makan
Bungkus
Kapsul
Sebelum / Sesudah Makan
|
2.8 SERBUK TAK TERBAGI (PULVIS)
Serbuk tak
terbagi Pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi –bagi. Serbuk oral tak terbagi
(Pulvis) terbatas pada obat yang relatif tidak poten seperti laksansia, antasida,
makanan diet dan beberapa jenis analgetik tertentu dan pasien dapat menakar
secara aman dengan sendok teh atau penakar lainnya. Serbuk tak terbagi lainnya
adalah serbuk gigi dan serbuk tabur yang keduanya digunakan untuk pemakaian
luar.
Pulvis dapat digolongkan menjadi beberapa
jenis, antara lain : Pulvis Adspersorius (Serbuk Taburbedak), Pulvis
dentrificus (Serbuk gigi), Pulvis sternutatorius (Serbuk bersin), Pulvis
efervesen
a.
serbuk tabur (pulvis) adalah serbuk ringan yang
digunakan untuk pemakain topical dikemas dalam wadah yang bagian atasnya
berlubang untuk memudahkan penggunaan pada kulit, Umumnya serbuk tabur harus
melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi
pada bagian yang peka.
b. Pulvis dentrificus (Serbuk gigi)
biasanya mengandung carmin sebagai pewarna yang dilarutkan lebih dahulu dalam
kloroform atau etanol 90%
c. Pulvis sternutatorius (Serbuk
bersin) adalah serbuk untuk dihisap hidung, oleh karena itu serbuk harus halus
sekali
d. Pulvis efervesen, serbuk biasa yang
sebelum diminum dilarutkan dahulu dalam air dingin atau air hangat, serbuk ini
mengeluarkan gas CO2 yang kemudian membentuk larutan yang jernih.
Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (Asam sitrat, Asam Tartat)
dengan basa (Na-Karbonat, Na-Bikarbonat). Dalam pembuatannya, bagian asam
maupun basa harus dikeringkan secara terpisah. Gas CO2 (Karbon
Dioksida) digunakan untuk pengobatan, mempercepat absorpsi atau untuk
meyegarkan rasa larutannya.
Syarat-syarat pulvis
1. Harus halus, tidak boleh ada
butiran-butiran kasar.
2. Talk, kaolin dan bahan mineral
lainnya harus bebas dari bakteri Clostridium tetani, C. welchii dan Bacillus
anthracis serta disterilkan dengan cara D (cara kering).
3. Tidak boleh digunakan untuk luka
terbuka.
Keuntungan dan kerugian Sediaan Bentuk Serbuk
Keuntungan bentuk Pulvis, antara lain:
1. Lebih leluasa dalam menggunakannya.
2. Obat yang terlalu besar volumenya
untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
3. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis
yang sesuai dengan keadaan penderita.
Kerugian Bentuk Pulvis, antara lain:
1. Yang dapat dibuat pulvis hanyalah
obat-obat tertentu.
2. Pada penyimpanan kadang terjadi
lembap atau basah.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1.
Serbuk adalah
campuran kering bahan obat/zat kimia yang dihaluskan untuk pemakaian oral/dalam
atau untuk pemakaian luar. Serbuk bagi atau pulveres
merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus
dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok untuk sekali minum.
Serbuk tak terbagi adalah sebuk yang tidak tebagi-bagi.
2.
Serbuk bagi atau pulveres
merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus
dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok untuk sekali minum.
3.
Syarat serbuk, antara lain :
-
Kering
-
Halus
-
Homogen
-
Memenuhi uji
keseragaman bobot (seragam dalam bobot) atau keseragaman kandungan ( seragan
dalam zat yang terkandung ) yang berlaku untuk serbuk bagi/pulveres yang
mengandung obat keras, narkotika, dan psikotropika.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anief, Moh., 1999, Ilmu Meracik Obat,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
2. Anonim., 1992, Ilmu Resep I,
Sekolah Menengah Farmasi, Makassar.